Tawa dan tangis Adalah bagian dari SBMPTN. Keberuntungan juga terselip didalamnya. Yah, begitulah keaadaan yang sesungguhnya.

Saya masi ingat kental, dengan perjuangan yang satu ini. Mulai dari keberhasilan dan pahitnya kegagalan.

Tapi dalam tulisan kali ini, saya ingin berfokus tentang sistem perekrutan mahasiswa di perguruan tinggi nasional.

baiklah, kita mulai dari Jodi. Jodi adalah teman dekat saya ketika masih kuliah. Beliau sering bercerita kepada saya tentang jurusan yang dia ambil saat itu. Menurut penuturannya, jurusan yang dia ambil saat ini adalah pilihan ke-3 ketika ujian SNMPTN (tahun 2010 SNMPTN = SBMPTN).

Jadi dia lulus pada jurusan yang kurang ia minati. Sehingga menurut penuturannya, dia kurang menikmati kegiatan belajarnya.

Nampaknya sistem pilihan berjenjang, maksud saya adalah pilihan ke-1, pilihan ke-2, pilihan ke-3 pada Sistem perekrutan mahasiswa di perguruan tinggi perlu perbaikan.

Mengapa?

Sering kali seorang mahasiswa terjerumus kedalam jurusan yang bukan minatnya,sehingga sistem pembelajaran tidaklah maksimal.

Sistem pemilihan jurusan yang berjenjang, juga kerab menjadikan beberapa jurusan menjadi under dog. Maksud saya under dog adalah menjadikan beberapa jurusan sebagai jurusan yang memiliki passing grade yang rendah. Dengan passing grade yang rendah, kualitas mahasiswa yang diterima masuk ke jurusan tersebut juga perlu dipertanyakan.

Sehingga dalam jangka panjang, sistem pilihan berjenjang ini memberikan kesan kurang menarik pada jurusan yang dianggap under dog. Sehingga, pada jurusan yang dianggap under dog, sulit untuk membentuk seorang yang ahli dan benar benar kompeten, karena mahasiswa yang masuk dan diteriuma pada jurusan yang dianggap under dog ini bukanlah mahasiswa yang terbaik, tetapi mahasiswa yang hanya lulus pada passing grade yang rendah.

Tentu PERLU PERBAIKAN.....