Beliau (Putri Cina) adalah salah satu Putri terbaik Indonesia yang kuliah dengan program beasiswa Taiwan. Dan sekarang sudah menjadi alumni, dan sudah bekerja di salah satu perusahaan Bonafit di Taiwan. lulusan salah satu Universitas terbaik di Taiwan ini, telah beberapa kali mengharumkan nama bangsa Indonesia melalui prestasi belajarnya , oleh sebab itu, beliau selalu diganjar penghargaan melalui beasiswa yang diterimanya. Tidak berhenti disana, beliau juga adalah salah satu pelajar Indonesia yang kerab menunjukan kebudayaan Indonesia melalui karyanya dalam beberapa even even kebudayaan di Taiwan.

Melihat komentar netizen yang mengarah ke isu SARA, tentang pemberitaan LCD rusak yang dianggap tulisan cina, beliau langsung Beliau bereaksi membuat sebuah tulisan sederhana .

Berikut surat kecil yang dikirimkan kepada saya (Admin),

Kami (Etnis Tionghoa) adalah Indonesia
Saya bingung dan sedih ngeliat comment orang2 tentang tulisan di papan LCD yg di kira tulisan cina. Padahal nyatanya itu bukanlah tulisan cina, tetapi hanya tampilan LCD yang rusak. Saya tau pendidikan di Indonesia belum merata dan gak semua orang bisa mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga sangat sulit membedakan, mana tulisan cina, dan mana LCD Rusak. Namun Saya sedih karena kenapa mereka segitu bencinya sama tulisan cina ?

Ada yg bilang takut dijadiin jongos alias pembantu sama cina, takut negara kita di ambil alih sama cina, takut bahasa Indonesia di ganti sama bahasa cina, dan masih banyak alesan atau comment mereka yg lain yg Saya gak tau dari mana asal pemikiran itu.

Namun, Saya dapat menuliskan beberapa analisis terkait pemikiran negative yang kerap menimbulkan isu SARA. Sebagai berikut :

1. Apa hubungannya cina sama pembantu? Apakah banyak orang Indonesia yg jadi pembantunya orang cina? Tapi banyak juga kok orang Indonesia yang jadi pembantunya orang Arab, amerika, Malaysia, dan negara lainnya. Jadi sangat tidak layak , jika isu ini dijadikan alasan untuk memulai panasnya api perpecahhan SARA.

Kalo gitu orang kita yang harus di ubah, belajar lah yg rajin, usaha, biar Pinter biar sukses gak jadi pembantu. Kalo bedain tulisan cina sama LCD rusak aja gak bisa gimana mau maju.

2. Takut negara kita di ambil alih sama cina? Saya tau sih ahok emang mau di calonkan jadi gubernur lagi tapi kan ahok orang Indonesia dan semua orang keturunan Tionghoa atau yg sipit kaya ahok atau Saya, kita juga orang Indonesia.

Sama kaya kamu orang Indonesia keturunan India. Mereka sampe Indonesia disebutnya apa? Orang Indonesia juga kan . Sama, kita semua orang Indonesia.

Negara kita gak akan diambil alih sama negara manapun asal kita semua bersatu bukan malah berantem soal ras, agama, warna kulit, dll. Justru kalo kita pecah negara lain seneng karena mereka bisa dengan mudah adu domba dan setelah itu direbut deh negara kita.

kuncinya 1 Persatuan!

Jadi tolong gak usah jadi provokator. Kalo kamu cinta Indonesia, cintai juga sama isi nya, orangnya, budaya, suku dan agama didalamnya.

Jangan jadi provokator dan mudah ter provokasi juga.

3, Menurut pengalaman Saya selama di Taiwan, TKI / TKW kita aja tau mana tulisan mandarin /cina mana LCD rusak. Ini artinya, kita memang penting belajar bahasa, namun tidak berarti kita akan lupa dengan bahasa asli kita. Dengan mengenal bahasa, kita akan lebih mudah membedakan mana bahasa Cina dan mana LCD yang rusak, sehingga tidak menimbulkan perpecahan di antara kita.

Bahasa asing ada di negara kita bukan berarti negara dengan bahasa itu akan mengusai negara kita. Kita belajar bahasa Inggris dan banyak tulisan Inggris di Indonesia kenapa gak takut negara kita di ambil alih amerika atau Inggris?

Kita belajar bahasa jepang, arab, perancis, korea, kenapa gak takut sama mereka?


Kenapa sekalinya liat tulisan Cina langsung takut?


Padahal banyak lho orang Indonesia yg ke Taiwan dan China untuk belajar bahasa.


Berarti yg salah bukan Cina nya kan?

Ayolah, lebih baik kita membangun negri dan diri kita sendiri dari pada sibuk ngurusin hal gak penting dan jadi provokator.Belajar bahasa asing membantu kita untuk tau dan mengenal budaya dan cara pemikiran negara asing tersebut.

Kita pake kemampuan bahasa asing kita untuk mendapatkan ilmu dari mereka supaya nantinya bisa berbalik jadi mereka yang harus mempelajari bahasa Indonesia. Jadikan kemajuan negara kita Indonesia menjadi alasan untuk negara lain belajar dan mengenal bahasa kita.

Salam Damai,
Claudia