Awalnya, adalah pendidikan yang sangat sederhana. Seorang guru bekerja sesuai profesi dan kebahagian hatinya. Dia bersama sistem, begitu kuat membentuk pola pikir dan perilaku siswanya.

Sejak perannya dipendidikan dasar, dia mengajar dan membiasakan muridnya berlaku tertib, bersih dan menghormati yang lebih tua. Cukup!!!!!, itu sudah cukup untuk pendidikan dasar katanya.

Lalu, kebiasaan itu ternyata terbawa sampai kerumah. ketika seorang siswa melihat orang tuanya tidak berlaku tertib, tidak bersih, tidak berlaku sopan, dia mulai bilang, jangan begitu, kata
Buguru tidak baik begitu.

Orang tua mana yang tidak terkejut melihat sibuah hati, begitu polosnya menebarkan kebaikan yang diajarkan gurunya disekolah.

Ohhh, sungguh pemandangan yang indah....

20 tahun kemudian, hasilnya adalah perilaku antri yang sudah membudaya, mengutamakan orang tua untuk duduk di bus/train, bahkan sampai bersihnya lingkungan kota.

Oh, begitu nyamanya........ :) :) :)

Katanya lagi, perubahan ini dimulai dari seorang Guru. Ya benar, seorang guru yang mencintai pekerjaannya, dengan sederhana mendidik dengan cinta.

Betapa mulianya guru guru itu, betapa besarnya jasanya. Dia memberi contoh dengan perilakunya, membangun peradapan dengan cintanya. Betapa beruntungya bangsa ini ....

Para ahli juga sepakat negeri ini sesungguhnya dimerdekakan oleh sistem pendidikan, dan esensi terpenting dalam jiwa pendidikan adalah Guru. Jika benar adanya begitu, jika kita sepakat, bahwa Guru adalah elemen kunci, marilah berfokus terlebih dahulu kepada kualitas guru.

Memang benar, itu sulit, butuh biaya besar, butuh waktu, tapi itulah satu satunya jalan memerdekakan bangsa ini, begitulah katanya :D :D