Confucius Temple (genesissembiring.com)
Dulu, saya sangat merasa wajar, jika melihat sangat banyak putra putri etnis tionghoa dari indonesia yang menuntut ilmu di Taiwan. mengapa? karena jelas saja, saya melihat sebagian besar etnis tionghoa di daerah saya, memiliki kemampuan ekonomi diatas rata rata. jadi sangat wajar, mereka mampu membayar biaya kuliah yang tidak murah di taiwan.

Namun, setelah beberapa lama menjalani proses perkuliahan, dan menjalin persahabatan dengan mereka, saya kemudian menemukan bahwa saya telah melakukan penilaian yang salah terhadap mereka.

Dari beberapa teman teman etnis tionghoa (dari indonesia) yang saya temui, hampir semua dari mereka mengerjakan pekerjaan sampingan sambil kuliah, seperti pelayan restorant, pencuci piring restoran dll.

Tentu saja hal ini membuat saya bertanya tanya, mengingat etnis tionghoa di daerah saya memiliki kemampuan ekonomi yang cukup memadai , sehingga tanpa bekerja pun, orang tua mereka tentu mampu membiayai study mereka disini.

Untuk menjawab pertanyaan ini, hari ini langsung saya tanyakan kepada seorang gadis kembar tionghoa yang berasal dari Palembang. Gadis kembar ini, bekerja sebagai pelayan restoran tidak jauh dari kampus kami.

Saat ini, beliau sedang berada di semester 5 dengan jurusan bahasa inggris. dan katanya, beliau akan menyelesaikan kuliah tahun depan.

Karena penasaran, saya kemudian bertanya perihal uang kuliah dan biaya hidupnya disini.

Ajaibnya, dengan keadaan ekonomi orang tua yang cukup di palembang, dia sama sekali tidak bergantung kepada orang tuanya. Bahkan, untuk membayar uang kuliah dan biaya hidupnya, dia cukupi sendiri, dengan bekerja sepulang kuliah.

Tentu saja hal ini membuat saya terkejut, mengingat biaya kuliah di Taiwan tidaklah murah. Apalagi, dia tidak menerima beassiwa dari kampus, dan dengan umurnya yang masih sangat muda ini, dia sudah mampu membayar uang kuliah dan biaya hidup dengan keringatnya sendiri.

Adik adik, dia hanyalah seorang gadis muda yang bahkan sama sekali tidak menerima beasiswa dari kampus. Namun, mental juang dan pola pikir mandiri disertai kerja keras telah membuat dia mampu bertahan dan bahkan sekarang tampil dengan lebih hebat.

Dia bekerja keras dan mampu tetap berjalan di jalur mimpinya, dan akhirnya TUHAN menolongnya. lebih sederhana lagi,

Jika dunia saja membantu orang yang bekerja keras, apalagi TUHAN? :D :D :D

Bagi adik adik yang ingin mengenalnya lebih jauh, boleh inbox abg, dan abg akan beri kontaknya, dan adik adik boleh berdiskusi dengan dia, perihal hidupnya disini,...

Abg ingatkan kembali, Pendaftaran beasiswa Taiwan, sudah dibuka kembali. periode pendaftaran dimulai bulan januari sampai april. dan jika dinyatakan lulus seleksi, adik adik akan mulai kuliah pada bulan september 2017.

Hayoooo Lanjutkan petualanganmu, Kejar peluang Beasiswa Taiwan,

Minimal Taiwan, Maksimal Eropa atau Amerika !!!!!

Dari abgmu/Sahabatmu, Kaohsiung 4 Jan 2017

Genesis Sembiring