Pohon Natal di Kaohsiung Arena |
Baru baru ini,
seorang teman Taiwan saya bercerita tentang perayaan natal di Taiwan. Ketika bulan
desember tiba, hampir semua masyarakat Taiwan merayakan natal, padahal mereka
bukanlah pemeluk agama Kristen. Mulai dari sekolah dan universitas di Taiwan,
merayakan pesta natal dibulan desember. Wah, ada apa ya? Kog bisa?
Benar saja,
ketika bulan desember tiba, saya melihat suasana kampus sedikit berbeda, ya
dekorasi natal dan lampu kedap kedip menghiasi pohon sekitar kampus, wah pokoknya
malam di bulan desember sangat indah dan benar benar berbeda loh guys...
Pohon Natal di Kaohsiung Arena |
Lalu sebenarnya
apa makna natal bagi masyarakat Taiwan?
Jika dilihat
dari populasi masyarakat Taiwan yang memeluk agama Kristen, sangatlah sedikit, bahkan
mayoritas dari mereka memilih untuk tidak memeluk agama (analisis berdasarkan penuturan
teman satu kampus).
Loh? Jadi mengapa
mereka merayakan natal?
Bagi mereka,
hari natal itu identik dengan hadiah. Oleh sebab itu, mereka akan memberikan hadiah
bagi orang yang mereka kasihi pada waktu perayaan natal. Hadiah mereka artikan
sebuah bukti cinta atau kasih, oleh sebab itu saling memberi hadiah di hari
natal sudah menjadi budaya bagi mereka.
Disisi yang
lain, Taiwan bukan Negara agama, atau mewajibkan masyarakatnya memeluk agama, namun sikap dan perilaku yang mereka tunjuk
kan, terkhusus dalam kepedulian terhadap sesama, sejalan dengan apa yang agama
ajarkan secara umum. Nah Loh?
Pohon Natal di Kaohsiung Arena |
Teman teman,
tahun ini adalah tahun yang panas di Negara kita, kita yang punya Tuhan yang
sama, namun punya agama yang berbeda, di adu domba oleh hati dan pikiran kita
sendiri. Bahkan kabarnya, ada usaha sekelompok orang untuk menggulingkan
pemerintahan dengan sengaja menunggangi
agama (sumber media media Indonesia).
Satu hal yang
pasti, Tuhan adalah satu, dan kita adalah ciptaan Tuhan yang sama. Hanya cara
kita yang berbeda, bukan berarti Tuhan kita berbeda.
Sikap dan
perilaku masyarakat Taiwan secara umum, bisa kita jadikan teladan. Mereka bukan
masyarakat yang beragama, namun perilaku mencintai sesama, sesuai dengan apa
yang agama ajarkan.
Mudah mudahan
dengan semangat bulan yang penuh kasih ini, kita mampu memaafkan dan focus kecintaan
kita kepada Tuhan, kita mulai dari cinta kepada sesama.
Amin, salam
Natal dan damailah Indonesia kita....
0 Comments